Indonesia
sebagai salah satu negara berkembang terbesar di dunia. Dari tahun ke tahun
jumlah penduduk terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tersebut menimbulkan
berbagai dampak terhadap aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang cukup
terpengaruh dengan adanya pertambahan jumlah penduduk adalah penggunaan energi
untuk menunjang kebutuhan hidup yang meliputi sektor industri, transportasi,
rumah tangga, dan lain sebagainya.
Kebutuhan akan
energi terus meningkat. Peningkatan konsumsi energi final per sektor selalu
terjadi setiap tahun pada periode 2000 – 2014, kecuali pada tahun 2005 dan
2006. Rata–rata pertumbuhan tahunan selama periode 2000 - 2014 adalah 3,99% per
tahun dari 555,88 juta Setara Barel Minyak
(SBM) pada tahun 2000 menjadi 961,39 juta SBM pada
tahun 2014. Data ini didapatkan dari Handbook of Energy and Economic Statistics
of Indonesia (HEESI) tahun 2015 yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (KESDM).
Gambar 1. 1 Konsumsi Energi Final per Sektor
Konsumsi energi final menurut jenisnya
selama tahun 2000 - 2014 masih didominasi oleh BBM ( bensin, minyak solar,
minyak diesel, minyak tanah, minyak bakar, avtur dan avgas ) namun dengan
pertumbuhan terendah dibanding energi yang lain. Selama kurun waktu tersebut,
total konsumsi BBM meningkat dari 315 juta SBM pada tahun 2000 menjadi 308 juta
SBM pada tahun 2014 atau mengalami penurunan rata-rata 0,18% per tahun.
Gambar 1. 2 Konsumsi Energi Final per Jenis
Berdasarkan faktor – faktor yang telah diuraikan diatas, Indonesia
membutuhkan suatu alternatif transportasi yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono telah
dicanangkan Program Mobil Listrik Nasional pada 25 Juni 2012 di Istana Prsiden
Yogyakarta dengan mengacu pada Roadmap Mobil Listrik Nasional. Terkait dengan
program ini, diharapkan pada tahun 2014 telah dibuat prototipe yang siap untuk
diperlihatkan dan dites, sedangkan pada tahun 2018 diharapkan sudah dapat
diproduksi secara massal.
Mobil Listrik dipilih sebagai alternatif karena memiliki keuntungan
dibandingkan mobil berbahan BBM. Keuntungannya antara lain dari :
1.
Segi keberlangsungan energi dimana mobil listrik untuk
jenis Battery Electric Vehicle ( BEV ), sepenuhnya menggunakan listrik sebagai
sumber energinya untuk menggantikan BBM.
2.
Segi kesehatan dan lingkungan, mobil listrik tidak
menghasilkan emisi sama sekali dari pipa knalpot. Sehingga tidak merusak
pernafasan organ tubuh manusia dan ramah
terhadap lingkungan karena tidak ada polutan yang dihasilkan.
3.
Segi biaya, mobil listrik jauh lebih hemat energi
dibandingkan dengan mobil berbahan bakar konvensional. Efisiensi keseluruhan
mobil listrik adalah 48 persen, secara signifikan lebih baik dibandingkan
dengan mobil berbahan bakar konvensional yang mencapai efisiensi sekitar 25%.
4.
Segi keselamatan, mobil listrik juga menjamin keamanan
maksimum karena tidak melibatkan bahan bakar minyak sehingga mereka tidak akan
terbakar atau meledak jika menabrak sesuatu.
Menurut pendapat saya, Indonesia
memerluka Mobil Listri sebagai transportasi alternatif. Semoga pemerintah
menyegerakan dengan membuat parik atau menerapkan mobil listri di Indonesia.
Bisa juga mencoba di suatu kota untuk penerapannya sebagai project awal.
Semoga
Indonesia Bisa mewujudkannya.
Komentar
Posting Komentar